Minggu, 24 Februari 2008

Save Our Generation

”Save Our Generation”
Katagori : DomestikOleh : Redaksi 22 Feb, 08 - 3:30 am Bandung :Upaya musuh-musuh Islam untuk menghancurkan ajaran Islam tidak pernah berhenti. Melalui perang pemikiran (ghazwu al-fikri) dan pertarungan kebudayaan (ghazwu ats-tsaqafi) mereka melontarkan senjata-senjata terbarunya, mengarahkan moncong-moncong senjata-senjata baru mereka ke tengah-tengah kaum muslimin. Diantara berbagai isu yang paling santer dikembangkan oleh peradaban Barat yang kafir adalah Liberalisme & Hedonisme.Dalam kancah politik, sekularisme tetap menjadi pilihan pavorit para elit. di tengah maraknya pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia, termasuk yang akan digelar di Jawa Barat, tidak pernah terdengar visi, komitmen dan kampanye dari para kandidat untuk menjadikan Islam sebagai solusi dan acuan dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan masyarakat. Alih-alih berkomitmen untuk menerapkan Syari’at Islam secara total, untuk hanya sekedar menerapkan peraturan daerah (Perda) yang bernuansa Islam pun, tidak pernah mereka dengungkan. Selain itu, pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang pada tahun 2008 ini digelar di 160 daerah tersebut, menghabiskan biaya triliunan rupiah uang rakyat. Sungguh sangat ironis, di tengah sulitnya kondisi ekonomi masyarakat, pemerintah malah menghamburkan uang yang sangat banyak untuk hanya memuaskan keinginan para elit politik. Dalam konteks sosial-budaya, paham liberalisme dan hedonisme telah menjadi pandangan hidup sebagian besar para remaja kita. Sebagai contoh, konser musik underground dan pesta minuman keras di Bandung baru-baru ini (10/02), yang menewaskan 11 anak remaja, menggambarkan begitu gelapnya kehidupan anak-anak kaum muslimin. Contoh lainnya, perayaan Valentine Day yang berasal budaya ‘sampah’ barat dan mengajarkan free-sex, seolah menjadi trademark yang tidak bisa ditinggalkan, bahkan dirayakan besar-besaran, seperti layaknya merayakan hari besar keagamaan.Untuk itulah, pada hari Ahad (17/02) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Barat menggelar aksi damai dan longmarch, sebagai bentuk keprihatinan dan tanggungjawab menyadarkan ummat, dari kondisi tersebut, yang bertajuk “Selamatkan Generasi dari Bahaya Sekularisme dan Liberalisme. Sesaat sebelum longmarch, Ketua DPD I HTI Jabar, Ust. Muhammad Ryan menyampaikan opening speech di hadapan ribuan peserta, untuk mengingatkan maksud dan tujuan dilaksanakannya aksi. Aksi yang disentralkan di depan BIP (Bandung Indah Plaza) tersebut sempat menyita perhatian pengunjung mall, terutama ketika aksi teatrikal ditampilkan. Selain itu, secara bergantian, beberapa aktivis HTI Jabar, diantaranya Ust. Acep Muhyiddin, Ust. M. Roni, dan Ust. Luthfi Afandi menyampaikan orasi di depan mall yang menjadi icon ‘tempat gaul’ anak muda di Bandung tersebut.Dalam kesempatan tersebut, di hadapan ribuan masyarakat, para orator menyampaikan beberapa hal, diantaranya; seruan kepada kepada aparat pemerintah dan kepolisian untuk melarang dengan tegas dan mencabut perizinan atas acara-acara dan tempat-tempat yang akan menjerumusukan pemuda dan remaja kita kepada kehancuran akhlak dan kepribadian, seperti seks bebas, narkoba, minuman keras dan perilaku amoral lainnya, serta mendukung fatwa MUI yang dengan tegas mengharamkan perayaan Valentine Day.Selain itu, mereka juga menyerukan kepada para pimpinan ormas, ulama, dan orang tua, agar secara sungguh-sungguh dan serius membina para remaja dengan aqidah yang lurus, membimbing mereka dengan syari’at dan akhlak yang mulia, agar kelak menjadi pejuang Islam yang berada di garda terdepan dalam memperjuangkan syari’at Islam, bukan malah menjadi korban budaya liberal dan hedonistik yang dihembuskan peradaban barat yang kufur.Kepada para kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat, para orator mengingatkan agar mereka hanya menjadikan syari’at Islam sebagai solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan masyarakat dan mengajak masyarakat Jawa Barat untuk tidak memilih pemimpin yang tidak punya komitmen untuk menerapkan Syari’at Islam secara total dan yang tidak peduli dengan nasib para remaja yang tengah berada di jurang kehancuran.Tidak hanya itu, para pimpinan ormas, ulama, dan orang tua pun diajak agar secara sungguh-sungguh dan serius membina para remaja dengan aqidah yang lurus, membimbing mereka dengan syari’at dan akhlak yang mulia, agar kelak menjadi pejuang Islam yang berada di garda terdepan dalam memperjuangkan syari’at Islam & Khilafah Islamiyah, serta agar terhindar dari cengkraman budaya liberal-hedonistik yang dihembuskan peradaban barat yang kufur.Setelah orasi di depan BIP, peserta pun menuju Masjid Al-Ukhuwah untuk mendengarkan taushiyah dari Ust. Taufik Abdul Karim. Terakhir, do’a sebagai bentuk taqarrub kepada Allah yang dipimpin oleh Ust. Abdul Syukur pun dipanjatkan. (HTI)[Kantor Humas HTI Jabar]

Tidak ada komentar: